Rabu, 26 Februari 2014

PELAKSANAAN PEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965

Keputusan Kamaruzaman selaku ketua biro khusus PKI yang diumumkan pada pertemuan tokoh-tokoh PKI tanggal 29 September 1965 :
Nama gerakan itu adalah “Gerakan 30 September”
Aksi yang semula akan dilakukan 30 September pukul 04.00 diubah menjadi tanggal 1 Oktober dini hari
Beberapa komando yang dibentuk PKI :
Komando Pasopati dibawah pimpinan Letnan Satu Dul Arief yang bertugas menculik para perwira TNI AD
Komando Bima Sakti dibawah pimpinan KaptenSuradi bertugas menguasai keadaan Ibu Kota
Komando Gatotkaca dibawah pimpinan Mayor Udara Gatot Sukresno bertugas menguasai basis gerakan
Letkol Untung sebagai pimpinan PKI memutuskan dan memerintahkan kepada seluruh anggota PKI untuk memulai gerakan pada malam hari tanggal 30 September 1965. Komando-komando bentukan PKI mulai melancarkan serangannya untuk menghancurkan pemerintahan yang sah dengan jalan sebagai berikut:
Menculik dan Membunuh para Perwira Angkatan Darat
Pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari PKI menculik dan membunuh perwira tinggi dan perwira pertama TNI AD antara lain ;
Letnan Jenderal Achmad Yani (Men/Pangad)
Mayor Jenderal R. Suprapto (Deputy II Men/Pangad)
Mayor Jenderal M.T.Haryono (Deputy III Men/Pangad)
Mayor Jenderal S.Parman (Asisten I Men/Pangad)
Brigadir Jenderal Donald Izacus Pandjaitan (Asisten IV Men/Pangad)
Brigadir Jenderal Sutoyo Siswoharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal TNI AD)
Letnan Satu Piere Tendean (Ajudan Jenderal A.H.Nasution)
Letnan Kolonel Sugiono
Kolonel Katamso Sharmokusumo
Pada peristiwa ini Jenderal Abdul Haris Nasution(A.H.Nasution) berhasil menyelamatkan diri, tetapi putrinya Ade Irma Suryani tewas terkena tembakan. Selain itu pembantu Letnan Polisi Karel Satsuit Tubun juga gugur saat melakukan perlawanan terhadap gerombolan yang akan menculik Jenderal A.H.Nasution.
Para jenderal yang tertangkap disiksa,dibunuh lalu setelah meninggal baru dimasukkan dalam sumur tua di Lubang Buaya,Jakarta.
Merebut Gedung-Gedung penting
Gedung-gedung yang mereka rebut antara lain adalah gedung RRI pusat dan gedung telekomunikasi karena  gedung-gedung tersebut dianggap vital untuk mensosialisasikan gerakan mereka. Melalui gedung RRI, mereka mulai melancarkan fitnah-fitnah antara lain ;
1) Munculnya Dewan Jenderal yang bertujuan merebut kekuasaan pemerintahan RI. Untuk menyelamatkan situasi, mereka menangkap para jenderal yang menjadi anggota Dewan Jenderal.
2) Diumumkan bahwa Kabinet Dwikora sudah tidak berkuasa lagi
3) Membentuk Dewan Revolusi diketuai Letkol Untung dan wakilnya Brigjen Supardjo. Dewan revolusi inilah yang memegang kekuasaan di Indonesia.
Presiden segera mengeluarkan perintah agar seluruh rakyat Indonesia tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan serta memelihara persatuan dan kesatuan. Pada waktu bersamaan, PKI juga mengadakan kudeta di Jogjakarta, Surakarta, Semarang, dan Wonogiri. Selanjutnya PKI mengumumkan berdirinya Dewan Revolusi di Jogjakarta melalui RRI tanggal 1 Oktober 1965 yang diketuai oleh Mayor Mulyono. Di Jogjakarta inilah Kolonel Katamso dan Letkol Sugiyono diculik, dibunuh, dan dibuang di desa Kentungan, Jogjakarta.
Peristiwa ini merupakan kulminasi dari berbagai penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 pada masa Demokrasi Terpimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar